Terngepop

Minggu, 08 Maret 2009

Pasar Imlek Semawis, Pasar Senggol Menjelang Imlek

Sekilas Intro.
Nah lho? Bang BenZ lagi dimana tuh?

Baru pertama kali ini selama hampir 5 tahun kuliah pergantian dari semester ganjil ke semester genap libur lama banget, hampir 1 bulan, dari pertengahan Januari sampai Februari 2009. Sayang sekali kalo liburan panjang cuma diisi dengan bolak balik Semarang-Jogja aja. Karena itu
CeriWis BaBe (Cerita Wisata Bang BenZ) kali ini akan mengajak Anda ke Hongkong, mumpung masih dalam suasana hari raya Imlek 2560. Yuuuk mariii... /(^_^)/

Anda percaya? Tidak??? Bagus karena kalo Anda percaya berarti Anda kena kibul. Hohoho... (^0^)

Karena Bang BenZ belum punya qian (duit) yang cukup buat plesir ke Hongkong maka CeriWis BaBe dalam suasana Imlek 2560 kali ini cukup jalan-jalan di Pasar Imlek Semawis saja.

Alkisah sepulang dari Jogja, hampir 4 hari Bang BenZ di rumah bawaannya cuma makan tidur aja, karena masih dalam pengaruh kebanyakan begadang ngerjain tugas & belajar ujian. Setelah badan lebih seger karena sudah cukup berhibernasi selama beberapa hari, maka Bang BenZ pun pengen jalan-jalan.

Kamis malam tanggal 22 Januari 2009, karena Ibu lupa masak nasi untuk makan malam maka Bang BenZ pun memutuskan untuk cari makan diluar aja. Dengan mengajak Lolo adik kelas yang setia satu sekolah dengannya dari TK, SD, SMP sampai dengan SMA Bang BenZ pun keluar cari makan. Kebetulan Bang BenZ teringat bahwa hari tersebut adalah hari pertama gelaran Pasar Imlek Semawis tahun 2009, so mereka pun banting setang menuju kawasan Pecinan Semarang di Gang Baru.

Sekilas Pasar Imlek Semawis.
Di acara tahunan yang sudah mencapai gelaran yang ke-6 ini, Pasar Imlek Semawis kembali diselenggarakan oleh Kopi Semawis (Komunitas Pecinan Semarang untuk Wisata) digelar mulai hari Kamis tanggal 22 Januari 2009 sampai dengan hari Sabtu 24 Januari 2009 dengan mengambil lokasi mulai dari pertigaan Gang Besen sampai dengan pertigaan jalan Wotgandul Timur (Cap Kao King) berakhir di pertigaan jalan Beteng.

Pasar Imlek di Gang Baru kota Semarang sendiri sudah mulai digelar sejak puluhan tahun lalu, namun waktu itu belum bernama Semawis. Seiring dikeluarkannya peraturan yang melarang acara kebudayaan-kebudayaan Tionghoa oleh rezim Orde Baru, maka acara-acara yang bernuansa kebudayaan Tionghoa semacam Pasar Imlek ini pun ikut kena imbas.

Semenjak masa pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur, peraturan yang mengekang pergelaran acara-acara kebudayaan Tionghoa pun dicabut. Sehingga kebudayaan Tionghoa pun kembali menggeliat bumi Indonesia ini.

Pasar Imlek Semawis sendiri bukanlah ajang hura-hura khusus etnis Tionghoa menyambut kedatangan tahun baru Imlek semata, namun lebih ditujukan sebagai ajang mengajak kalangan yang lebih luas untuk merasakan keceriaan penyambutan Tahun Baru Imlek dan meningkatkan pemahaman terhadap budaya bangsa kita yang sangat beragam.

Enter the Semawis
Nah, kembali lagi ke cerit
a. Dengan niat cari makanan & merasakan romantisme pasar senggol Bang BenZ pun menyambangi Pasar Imlek Semawis. Masuk melalui jalan Gajahmada dan sempat terjebak macet sesaat akhirnya Bang BenZ berhasil memarkir motornya sekitar 50 meter dari gerbang Pasar Imlek Semawis.

Begitu memasuki gerbang, kumandang doa yang sedang dipanjatkan oleh perwakilan dari umat Muslim menyambut kami. Terhampar di depan kami ratusan stan yang menjual berbagai macam makanan, pernak-pernik, souvenir, pakaian, dan stan-stan produk lain. Di bawah cahaya merah lampion berbagai macam etnis membaur jadi satu di Pasar Imlek Semawis ini. Bagi Bang BenZ & Lolo sedang menyandang status el homblo, amoy-amoy yang bertebaran dimana-mana menjadi daya tarik tersendiri yang mampu membuat mereka sejenak melupakan rasa lapar yang sedari tadi telah menggelitik perut. Cuci mata nih & jangan sampai lupa ambil foto diam-diam. Hehe... Berikut ini salah satu foto yang berhasil diambil.
Cakep... Caakep... Cuaakeep... Mau? Mau? Mau?
Udah ah jangan diliatin lama-lama, dilap dulu tuh ilernya. Berjalan lebih jauh lagi menuju ke utara, suasana semakin terasa seperti sedang berada di Hong Kong. Ya, Hong Kong tjap Semawis. Setelah sempat berdesakan dengan ribuan pengunjung di depan panggung utama, tak jauh dari situ ternyata sedang digelar Wayang Potehi. Namun karena mata jelalatan kesana kemari memindai amoy-amoy yang berseliweran kami tidak terlalu menyimak cerita yang sedang dilakonkan oleh sang dalang Wayang Potehi.


Pertunjukan Wayang Potehi
Setelah beranjak dari panggung Wayang Potehi, pohon Mei Hwa atau pohon keberuntungan telah berdiri tegak menjulang. Lampion dan pernak-pernik promosi suatu produk menyeruak diantara daun-daunnya yang berwarna merah jambu bak pohon sakura yang sedang bersemi (atau memang sebenarnya terinspirasi dari pohon sakura ya?) Sejenak kami berhenti untuk mengambil foto kibul.-kibul seolah sedang piknik di Jepang saat sakura bersemi. Tentu saja Jepangnya, Jepang tjap Semawis.


Pohon Mei Hwa

Setelah puas foto-foto di depan pohon Mei Hwa kami melanjutkan perjalanan, dan tak lama kami telah mencapai gerbang masuk utara. Sambil beristirahat sejenak kami minum susu kedelai yang dijajakan di dekat gerbang utara.


Lampion susun 3 di dekat gerbang utara

Namun susu kedelai saja sudah tidak mampu lagi menahan hentakan rasa lapar di perut kami. Dan kami pun kembali berjalan ke arah selatan menuju area stan-stan yang menjual makanan. Mengingat kami berdua adalah Muslim & daerah yang sedang kami kunjungi ini adalah pecinan, membuat kami lebih waspada memilih makanan. Salah-salah makanan yang mengandung "oink-oink" yang kami makan. Setelah berputar-putar, karena tidak mau ambil risiko salah makan maka kami memutuskan untuk makan hotdog dari salah satu franchise burger yang baru saja menginvasi Semarang. Sambil duduk-duduk cuci mata memandangi amoy-amoy yang bersliweran, perlahan-lahan hotdog pun mulai mengisi perut kami yang lapar.

Cuci mata sudah, makan sudah, jalan-jalan sudah. Karena sudah capek maka kami berdua pun memutuskan untuk pulang sambil berencana datang lagi ke Pasar Imlek Semawis keesokan hari karena ingin mengambil foto pertunjukan barongsay & liong yang biasa digelar saat Pasar Imlek Semawis. Namun karena kendala cuaca & transportasi, niat kami tidak kesampaian sampai
Pasar Imlek Semawis berakhir tanggal 24 Januari 2009. Mau tidak mau harus menunggu sampai tahun depan. Sampai jumpa lagi di Pasar Imlek Semawis tahun depan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar