Pemerintah negeri Zamrud Khatulistiwa ini gemar membangun suatu monumen untuk program-program yang sedang atau pernah dijalankan. Sayangnya desain monumen tersebut sering kali kurang pas dengan tema yang diusung, kalaupun desain sudah klop dengan temanya terkadang eksekusinya menghasilkan suatu monumen yang punya makna tambahan, meleset dari yang dimaksudkan, bahkan terkadang menjadi "lucu", setidaknya bagi saya.
Salah satu program pemerintah yang cukup terkenal adalah Keluarga Berencana atau biasa disingkat menjadi KB. Program pemerintah yang satu ini merupakan suatu anjuran bagi rakyat supaya hanya memiliki dua anak saja demi menekan laju pertambahan penduduk di Indonesia, sehingga dalam satu keluarga terdiri dari satu bapak, satu ibu, dan dua anak, laki-laki atau perempuan sama saja. Sepanjang sejarah plesir saya kesana kemari saya menemukan dua buah monumen berbentuk patung yang didedikasikan untuk program Keluarga Berencana ini. Yang pertama ada di kampung halaman saya sendiri, Semarang, dan satunya lagi berada di kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Yang pertama adalah yang berada di Taman Menteri Supeno atau lebih dikenal dengan nama Taman KB di Jalan Menteri Supeno kota Semarang tepat di depan SMA Negeri 1 Semarang. Patung yang didedikasikan untuk program Keluarga Berencana tersebut berada di jantung taman, tepat berada di tengah-tengah kolam air mancur. Meskipun patung ini didedikasikan untuk Program Keluarga Berencana tapi ada yang janggal dengan patung ini. Seperti yang sudah disebutkan di atas Keluarga Berencana itu terdiri satu bapak, satu ibu dan dua anak, namun tidak dengan patung di jantung Taman Menteri Supeno tersebut. Patung di tengah taman Menteri Supeno a.k.a Taman KB tersebut hanya terdiri dari satu ibu dan dua anak. Saya pikir bapaknya sedang jajan di pedagang kaki lima di sekitar taman, tapi dicari-cari pun tak kunjung ditemukan, kembali saat malam menyelimuti kota pun sang bapak tak kunjung pulang. Saya jadi curiga jangan-jangan si bapak inilah yang sering kita kenal dengan Bang Thoyib, yang sampai tiga kali lebaran nggak pernah pulang. Hehehe... Karena absennya sang bapak inilah alih-alih menyebut taman tersebut dengan nama Taman KB atau Taman Menteri Supeno, saya dan teman-teman lebih suka menyebutnya dengan nama Taman Janda. Lha wong cuma satu ibu, dua anak nggak ada bapaknya. :)
Monumen yang kedua terletak di halaman kantor Kecamatan Depok, kota Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Saya menemukan monumen ini saat saya sedang jogging pagi menyusuri ringroad utara dari perempatan Jalan Kaliurang sampai dengan perempatan Condong Catur (ada juga yang menyebutnya perempatan Gejayan). Monumen berbentuk patung ini tidak memiliki kejanggalan seperti yang ada di Semarang, semuanya komplit, satu bapak, satu ibu beserta dua anak (satu anak perempuan mengenakan toga wisuda dan satunya lagi anak laki-laki berseragam SD). Yang lucu dari patung bercat warna tembaga ini adalah pose keluarga tersebut, kecuali si anak perempuan ketiga anggota keluarga yang lain berpose seperti pemain sepakbola yang sedang membentuk pagar betis. So, alih-alih menyebut patung ini "Tugu KB" sesuai sign yang terdapat di depannya, saya lebih senang menyebutnya sebagai patung "Pagar Betis".
Yah, setidaknya sampai saat ini saya belum pernah menemui monumen Keluarga Berencana dengan komposisi keluarga lebih dari dua orang anak apalagi ada dua istri. Kalau itu namanya sudah Keluarga Besar, poligami pula. :D :D :D
Catatan hidup antara Semarang - Jogja. Memang agak jarang di-update, karena bukan blog co-pas yang cuma nyari traffic. :)
Terngepop
-
S emarang sebagai kota yang ditinggali oleh berbagai macam etnis seperti Jawa, Tionghoa, Arab, India, dan lain-lain sudah tentu memiliki ber...
-
Suatu ketika saat hendak menyalakan wi-fi laptop saya -dinyalakan dengan kombinasi tombol Fn+F8 -, tombol Fn yang ketika dipencet seharu...
-
Apa yang terjadi bila semua instrumen elektronik sepeda motor kita tiba-tiba mati? Semua lampu mati, speedometer tidak berfungsi, elektrik s...
-
Siang itu sebenarnya tujuan kami adalah ke salah satu bank BUMN menemui sahabat Ibu untuk menyelesaikan suatu urusan. Dalam perjalanan kami ...
Senin, 10 Januari 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar